Script

Welcome in my blog ! ^_^ Assalamu'alaikum ! Spada !

Clock

Senin, 27 September 2010

KUE KIPO (IKI OPO)


KUE KIPO (IKI OPO)

Kotagede Yogyakarta, yang menjadi sebuah wilayah eksotik selaku bekas Kerajaan Mataram Islam itu, ternyata memang banyak menyimpan aneka warisan budaya yang patut dinikmati. Bukan hanya soal kerajinan perak, warisan bangunan lama, atau situs dan artefaknya, namun juga warisan kulinernya. Salah satu warisan kuliner yang sangat terkenal dari daerah Kotagede adalah makanan yang dinamakan kipo. Banyak orang bertanya-tanya mengapa makanan tersebut dinamakan kipo. Bagaimana runutan sejarah dan etimologisnya.Menurut tuturan orang-orang tua pembuat kipo di Kotagede disebutkan bahwa pada masa lalu orang sering menanyakan tentang jenis makanan ini dengan bertanya dalam bahasa Jawa,“Iki apa ?” (Ini apa). Dari kalimat iki apa inilah kemudian berkembang menjadi akronim kipa. Jadi, mestinya nama kipo itu dituliskan kipa bukan kipo.

Kudapan kecil yang berwarna hijau ini merupakan salah satu kue basah tradisional yang memasaknya dengan cara dipanggang. Paduan kelapa parut dengan gula merah, dan dilapisi oleh kulit yang diolah dari tepung ketan, kipo memiliki rasa yang lezat. Ukurannya yang kecil justru membuat kita semakin ketagihan. Satu potong kipo besarnya tidak lebih besar dari jempol tangan orang dewasa (jadi cukup kecil). Kipo dibuat dari adonan tepung ketan sebagai kulit luarnya. Di dalam kulit tersebut terdapat isi yang dinamakan enten-enten yang terbuat dari parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula jawa. Perpaduan enten-enten dengan kulit kipo yang terbuat dari ketan yang diadoni dengan santan dan sedikit garam ini setelah dipanggang akan menghasilkan rasa yang manis-manis gurih.

Kesedapan rasa kipo ini juga diperkuat oleh proses pemanggangannya yang dilakukan di atas loyang (cobek) gerabah. Kipo-kipo mentah itu sebelum dipanggang diletakkan pada selembar daun pisang. Setiap lembar biasanya diisi dengan 5-8 butir kue kipo yang disusun berjajar memanjang. Setelah semua tersusun kipo kemudian dipanggang di atas gerabah selama kurang lebih 2-3 menit. Setelah itu kipo diangkat bersama dan daun pisangnya digantikan dengan daun pisang segar sebagai alas baru bagi kipo yang telah matang.

Aroma kipo yang berasal dari perasan daun suji, kelapa, gula, dan daun pisang itu benar-benar terasa khas harumnya. Pokoknya natural banget. Rasa manis-manis gurih dalam balutan kulit dari tepung ketan tipis yang kalau dikunyah terasa “cenit-cenit” di gigi sungguh menyuguhkan rasa yang sensasional. Jika Anda ke Kotagede kemudian tidak sempat mencicipi makanan khas yang bernama kipo ini Anda boleh menyesal berkepanjangan. Sungguh. Anda pernah ke Kotagede ? Jika belum siapkan diri Anda untuk memburu kipo di sana. Lengkapi sensasi pesona yang Anda temukan di sana dengan segala pernak-perniknya. Termasuk jagat kulinernya.

KUE KIPO

Bu Djito : Jalan Mondorakan 27, Kota Gede, Yogyakarta

Buka : 10.00 - 16.00 WIB

Kue khas dari Kota Gede ini bentuknya kecil hanya sebesar jempol tangan orang dewasa, terbuat dari tepung ketan yang dicampur air kapur sirih, dan menggunakan bahan pewarna alami yaitu daun suji. Di dalam kue ini terdapat parutan kelapa yang dicampur dengan gula merah. Jadi, rasa kue kipo sendiri bisa dibilang kecil-kecil cabe rawit, saat kita menggigit kue kipo yang pertama kita rasakan adalah manis dan gurih yang keluar dari isi kue kipo akan terasa ‘cenit-cenit” di gigi. Pokoknya natural dan fresh banget deh rasa kuenya. Kalo kamu jalan-jalan ke Kota Gede jangan lupa membeli Kue Kipo Made in Bu Djito yang sudah terkenal sejak dahulu kala.

Harga 5 biji kue kipo : Rp 750,-

Jam Kerja : 5 pagi - 7 malam

1 komentar: